Sebagai bahan yang berlignoselulosa, serbuk sabut kelapa ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku papan partikel yang merupakan salah satu altematif pemanfaatan
limbah tersebut Hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan
Industri Menado (1996) menunjukkan bahwa pembuatan papan partisi dari serbuk sabut
kelapa dengan menggunakan perekat polypropylene, tetapi dengan perekat ini akan
mengakibatkan polusi udara yang sukar diatasi pada waktu dibakar dan pencetakannya
memerlukan tekanan atau kekuatan kempa yang cukup tinggi. Disamping itu serbuk sabut
kelapa ini juga telah dikembangkan untuk pembuatan briket serbuk sabut kelapa yang
digunakan sebagai bahan penyimpan air pada lahan pertanian. Karena serbuk sabut
kelapa ini merupakan salah bahan alam yang mengandung selulosa serbuk sabut kelapa
ini dapat digunakan sebagai bahan baku papan partikel. Teknologi pembuatan papan
partikel sudah banyak diteliti, baik untuk skala laboratorium(1,2,4,8,9,10,11) dan pilot plant(3),
namun teknologi pembuatan papan partikel dengan bahan baku serbuk sabut kelapa
belum banyak yang melakukan penelitian terutama di Indonesia.
Ciri khas serbuk sabut kelapa ini adalah ringan, maka dalam makalah ini dilakukan
penelitian optimasi proses pembuatan papan partikel dari serbuk sabut kelapa dengan
menggunakan perekat urea formaldehida pada kerapatan rendah. Sedangkan bentuknya
adalah berupa serbuk, oleh karena itu digunakan kadar perekat yang lebih tinggi dari pada
kadar perekat papan partikel dari kayu. Walaupun digunakan kadar perekat yang lebih
tinggi, kemungkinan sifat mekanis yang diperoleh masih lebih rendah dari standar karena
bentuk partikelnya berupa serbuk. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dua
parameter tersebut, maka dalam makalah ini akan dibahas pengaruh kadar perekat dan
kerapatan terhadap sifat fisis dan mekanis dari papan serbuk sabut kelapa serta
kemungkinan pemanfaatannya.
Baca selengkapnya di : http://jurnalmapeki.biomaterial-lipi.org/jurnal/01012003/01012003-26-34.pdf